NASIB PUSTAKAWAN MEMPRIHATINKAN, DPR JANJI BERI INSENTIF

21-07-2009 / KOMISI X
Terbatasnya sumber daya manusia tenaga pustakawan yang professional di bidang perpustakaan menjadi perhatian khusus Komisi X saat melakukan pertemuan dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. DPR berjanji akan memberikan tunjangan profesi kepustakawanan. “Dengan adanya tunjangan profesi pustakawan, diharapkan masyarakat semakin banyak yang ingin menjadi pustakawan,” ujar Ketua tim kunjungan kerja Komisi X DPR, Irwan Prayitno (F-PKS) usai pertemuan di Kalsel, Selasa (14/7). Jumlah pustakawan di seluruh Indonesia, tutur Irwan jumlahnya sangat sedikit dan sangat dirasakan kurang. Hal ini disebabkan sedikitnya motivasi masyarakat menjadi pustakawan dan kurangnya biaya tunjangan kesehatan. “Ini akan menjadi suatu persoalan yang perlu dibahas termasuk anggaran buku, pemeliharaan dan sebagainya,” katanya. Walaupun persoalan perpustakaan saat ini menjadi milik daerah tetapi menurut Ketua Komisi X DPR, tetap dari Anggaran Pendapatan Belanja Nehara (APBN) perlu dianggarkan untuk melindungi keberadaan perpustakaan dan jumlah pustakawan yang semakin berkurang. Sebelumnya Sekretaris Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Rusmiati Soekirno mengungkapkan permasalahan krusial adalah terbatasnya tenaga professional yang berlatar belakang pendidikan (S1) Ilmu Perpustakaan termasuk tenaga terampil yang berlatar belakang (S1) teknologi informasi. “Hal ini dirasakan ketika memasuki era teknologi informasi,” katanya. Kemudian, masih banyak perpustakaan yang belum memiliki tenaga professional di bidang perpustakaan terutama untuk perpustakaan/madrasah. Akibatnya banyak perpustakaan yang tidak dapat dikelola secara optimal. “Untuk mengatasi hal ini perlu adanya kebijakan nasional dalam pengangkatan tenaga professional di bidang perpustakaan seperti halnya guru dan tenaga medis,” ujarnya. Dalam hal anggaran sekolah, UU No.43/2007 disebutkan anggaran perpustakaan sekolah adalah 5 persen dari anggaran sekolah belum dapat dilaksanakan dengan baik karena belum ada kesamaan apresiasi terhadap pentingnya penyelenggaraan perpustakaan sekolah oleh instansi lainnya yang seharusnya membina perpustakaan sekolah/madrasah tersebut. (da)
BERITA TERKAIT
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...
80 Tahun Indonesia Merdeka, Kesetaraan Akses dan Kualitas Pendidikan Masih Jadi Persoalan
14-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mendesak pemerintah untuk melakukan reformasi pendidikan secara menyeluruh...
Komisi X Dorong Literasi Digital Masuk Kurikulum sebagai Pendidikan Karakter Anak
11-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wacana pelarangan gim Roblox bagi anak-anak oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti kembali membuka...